Sejarah Asal Usul Permainan Catur

29 October 2012



Permainan catur menurut Wikipedia pertama kali ditemukan di masyarakat Persia dan Arab. Kata “catur” itu sendiri berasal dari kata “chaturanga,” yang dalam bahasa Sanskrit berarti “empat divisi ketentaraan.”

Catur kemudian menyebar ke seluruh dunia dengan pelbagai varian permainan sampai kemudian kita kenal seperti sekarang.

Permainan ini awalnya menyebar sampai ke Timur Jauh dan India dan menjadi salah satu pelajaran di keluarga kerajaan dan ningrat Persia. Pemuka agama Budha, pedagang yang lalu-lalang di Jalan Sutra mulai memperkenalkan papan catur untuk permainan ini.

Chaturanga masuk ke Eropa melalui Kejaraan Byzantine Persia, dan menyebar ke Kekaisaran Arab. Pemeluk agama Islam kemudian membawa catur ke Afrika Utara, Sisilia, dan Spanyol pada abad ke-10.

Permainan ini kemudian menjadi populer di Eropa. Dan, pada akhir abad 15, permainan ini lolos dari daftar permainan yang dilarang Gereja. Pada abad modern mulai lahir buku-buku referensi catur, kemudian penggunaan jam catur, serta sejumlah aturan permainan dan pemain-pemain hebat.
Sejarah Asal Usul Catur India

Asal-usul catur modern semula dikenal dengan nama Charuranga, yang berkembang di India pada abad ke-6. Sejak awal permainan ini sudah memperkenalkan dua pihak yang bermain, perbedaan buah catur dengan kekuataan yang berbeda, dan kemenangan tergantung pada buah terakhir, atau dalam catur modern ditandai dengan tumbangnya sang raja. Dalam catur kuno, papan catur memiliki 100 kotak atau malah lebih.

Pada awal abad 19, sebuah pendapat disampaikan Kapten Hiram Cox dan Duncan Forbes bahwa dulu catur dimainkan 4 orang sekaligus, termasuk empat pemain dalam chaturanga.

Dalam terminologi sanskrit, “Chaturanga” berarti “memiliki empat bagian” dan dalam puisi epos kepahlawanan kata itu juga berarti “tentara.” Nama itu sendiri bersumber dari sebuah formasi pertempuran dalam epos Mahabrata yang terkenal di India. Chaturanga adalah sebuah simulasi permainan perang guna memperlihatkan kekuatan strategi militer India saat itu.

Ashtapada, kotak 8 x 8 di sebuah papan merupakan tempat bermain Charuranga. Papan lain yang dikenal di India adalah Dasapada 10 x 10 dan Saturankam 9 x 9.

Ilmuwan Arab Abu al-Hasan “Al? al-Mas”?d? memberi rincian tentang penggunaan catur yakni sebagai sebuah alat strategi militer, matematik, perjudian dan terkadang dihubungkan dengan ramalan nasib di India dan tempat lainnya. Catatan Mas”?d? juga menunjukkan Ivory di India merupakan daerah produsen alat permainan catur untuk pertama kali, menyebarkan serta memperkenalkan permainan ini dari Persia ke India semasa Kerajaan Nushirwan.

Kemudian terjadi evolusi pada permainan chaturanga yang dikenal dengan nama Shatranj (chatrang), yakni sebuah permainan dua orang pemain yang kekalahan dan kemenangan ditentukan melalui pembersihan terhadap semua bidak lawan (kecuali raja) atau melalui penaklukan terhadap raja lawan. Posisi pion dan kuda tidak berubah, tapi bidak lain mengalami perubahan bentuk.

Sejarah Asal Usul Catur Timur Tengah

Karnamak-i Ardeshir-i Papakan, seorang pendiri Kekaisaran Sassanid Persian di Irak memperkenalkan permainan chatrang sebagai salah satu cara agar rakyat mengenangnya sebagai seorang pahlawan legendaris. Catatan tertua tentang permainan ini dibuat pada abad ke-10 yakni notasi permainan antara seorang sejarawan Baghdad dan muridnya.

Pada abad ke-11, Ferdowsi menuturkan seorang Raja datang dari India untuk melakukan pertandingan di papan catur. Kisah ini diterjemahkan dalam Bahasa Inggris berdasar manuskrip British Museum.

Suatu hari seorang duta besar Raja Hindu datang ke persidangan Persia di Chosroes, dan setelah berbasa-basi, duta besar itu mempersembahkan sebuah papan catur yang terbuat dari kayu eboni dan gading.

Ia lalu melontarkan tantangan: “Oh raja yang besar, temukanlah orang-orang terpandai dan terbijak untuk memecahkan misteri permainan ini. Jika mereka berhasil sesembahan kami Raja Hindu akan memberikannya gelar. Namun jika ia gagal hal itu membuktikan tingkat kepandaian penduduk Persia lebih rendah dan kami akan meminta petunjuk dari Iran.”

Utusan itu kemudian menunjukkan papan catur yang ia bawa. Sehari kemudian, setelah berpikir keras, Buzurjmihir, berhasil memecahkan misteri itu dan kemudian mendapat gelar seperti yang dijanjikan.

Sejarah Asal Usul Catur Eropa

Variasi charunga masuk ke Eropa melalui Persia, seiring penyebaran pengaruh Kerajaan Byzantine dan perluasan Kekaisaran Arab. Catur masuk ke Eropa Selatan pada akhir milenium pertama.

Terkadang catur juga dibawa oleh pasukan yang menduduki tanah jajahan baru, seperti saat Normandia memasuki wilayah Inggris. Catur semula kurang populer di Eropa Utara yang tak terbiasa berpikir abstrak namun perlahan-lahan menjadi populer saat bidak figuratif dikenalkan.

Nilai sosial menjadi kelebihan permainan ini pada masa lalu permainan ini dikaitkan dengan kehormatan dan kebudayaan tinggi sehingga beberapa papan catur dibuat dari bahan istimewa dan berharga mahal. Popularitas catur melemah di masyarakat Barat antara abad 12 sampai 15 M. Saat itu buku catur biasanya ditulis dalam bahasa Latin.

Pada perkembangannya catur kemudian dihubungkan dengan gaya hidup ksatria Eropa. Peter Alfonsi dalam bukunya Disciplina Clericalis, memasukkan catur ke dalam tujuh keahlian yang harus dimiliki seorang ksatria.

Simbol-simbol perwira dan ketentaraan mulai masuk dalam catur. Raja Henry I, Raja Henry II dan Raja Richard I dari Inggris merupakan patron catur masa itu. Kerajaan lain yang menaruh perhatian serius pada permainan ini adalah Raja Alfonso X Spanyol dan Raja Ivan IV dari Rusia.

Saat gereja mengeluarkan larangan terhadap berbagai permainan di masyarakat, catur lolos dari daftar hitam. Santo Peter Damian mengumumkan permainan ini menjauhkan dampak buruk bagi masyarakat. Bishop Florence itu membela permainan ini karena melibatkan keahlian serta “tidak seperti permainan lainnya.”

Pada abad ke 12, buah catur mulai tetap, menjadi raja (king), ratu (queen), gajah/patih (bishops), kuda (knights) dan benteng (rooks). Bidak/pion (pawn) mulai dihubungkan dengan pasukan infantri.

Perbandingan terminologi catur menurut Sanskrit, Arabic, Latin dan English
800px-knightstemplarplayingchess1283.jpg
Sanskrit Arabic Latin English
Raja (King) Shah Rex King
Mantri (Minister) Firz Regina Queen
Gajah (war elephant) Al-Phil Episcopus Bishop/Count/Councillor
Ashva (horse) Fars Miles/Eques Knight
Ratha (chariot) Rukh Rochus Rook
Padati Baidaq Pedes Pawn

Pada abad pertengahan, permainan ini berjalan lama, bahkan ada permainan yang baru selesai setelah diadakan berhari-hari lamanya. Peraturan tentang pembatasan waktu baru mulai diperkenalkan tahun 1.300. Aturan pion/bidak boleh melangkah dua bidak saat pertama kali melangkah juga diperkenalkan.

Pada tahun 1.475 terjadi evolusi permainan catur. Mulai diperkenalkan konsep langkah Ratu buah yang paling kuatserta mulai diperkenalkan konsep promosi pion yang bisa berubah menjadi ratu. Gajah perang dalam chatunga juga berubah istilah menjadi bishop. Dengan demikian skak mat menjadi lebih mudah di permainan ini dan mengurangi secara drastis langkah-langkah yang diperlukan.

Seorang pemain Italia, Gioacchino Greco, tercatat sebagai pecatur profesional pertama dalam sejarah permainan ini. Ia menulis buku catur dan menampilkan beberapa komposisi permainan serta analisis catur. Karya ini membuat catur menjadi permainan populer serta mulai menunjukkan teori, taktik dan strategi permainan ini.

Karya pertama yang memuat berbagai variasi dan kombinasi kemenangan ditulis oleh Franchois-Andre Danican Philidor dari Prancis. Ia menunjukan permainan catur terbaik selama 50 tahun terakhir dan buku itu dipublikasi pada abad 18. Bukunya berjudul L’Analyze des echecs (Analisa Catur), sebuah buku berpengaruh hingga dicetak ulang sampai 100 kali.

Permainan Catur di Era Modern

Kompetisi catur mulai digelar tahun 1.834 dan tahun 1.851 Turnamen Catur London mulai mengenalkan pembatasan waktu bagi setiap pemain.

Dalam catatan pertandingan seorang pemain terkandang menghabiskan waktu hingga berjam-jam untuk menganalisa satu langkah. Tapi di turnamen catur London seorang pecatur hanya diperbolehkan menghabiskan waktu 2 jam 20 menit untuk mengambil satu langkah.

Pada perkembangannya, mulai diperkenalkan catur cepat: catur 5 menit. Namun yang populer adalah aturan dua jam bagi setiap pecatur untuk melangkah sebanyak 30 kali. Pada varian akhir, seorang pemain yang gagal memenuhi kewajiban itu akan mendapat penalti.

Di tahun 1.861 turnamen catur dengan pembatasan waktu mulai dimainkan di Bristol, Inggris. Alat waktu yang digunakan adalah jam pasir.

Jam catur modern dengan dua tombol lalu ditemukan untuk memudahkan permainan ini. Seorang pemain bisa menghentikan jarum jamnya saat ia selesai melangkah. Jam catur yang dilengkapi tanda bendera jatuh– bagi pemain yang melampaui batas waktu sudah mulai dikenal pada akhir abad 19.



Kata tidak baku :
- analisis seharusnya analisa

contoh kata baku dan tidak baku

Baku
Tidak baku
Aktif
Aktip, aktive2
Alquran
Al-Quran, Al-Qur'an
Amfibi
Amphibi
Analisis
Analisa
Apotek
Apotik
Asas
Azas
Asasi
Azasi
Atlet
Atlit
Atmosfer
Atmosfir
Azan
Adzan
Cabai
Cabe, Cabay
Daftar
Daptar
Dekret
Dekrit
Detail
Detil
Doa
Do’a
Efektif
Efektip, Efektive, Epektip, Epektif
Efektivitas
Efektifitas
Eksem
Eksim, Exim
Ekstrem
Ekstrim, Extrim
Elite
Elit
E-mail
Email
Faksimile
Faksimili
Februari
Pebruari, February
Foto
Photo
Fotokopi
Foto copy, Photo copy
Hakikat
Hakekat
Hipotesis
Hipotesa
Ijazah
Ijasah, Izajah
Izin
Ijin
Jadwal
Jadual
Jumat
Jum’at
Karena
Karna
karisma
Kharisma
Karismatik
Kharismatik
Kategori
Katagori
Khotbah
Khutbah
Komplet
Komplit, Kumplit
Konkret
Kongkret, Kongkrit,Konkrit
Kreatif
Kreatip, Kreative
Kredit
Kridit
Kualitas
Kwalitas, Kwalitet
Lembap
Lembab
Lubang
Lobang
Maaf
Ma’af
Makhluk
Mahluk
Negeri
Negri
Provinsi
Propinsi


SUMBER

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Bahasa Indonesia di Australia

12 October 2012

Sebanyak 47 guru dari tujuh provinsi di Indonesia bakal mengajar bahasa Indonesia di sejumlah sekolah di Australia. Itulah informasi yang dilansir oleh Manajer Pusat Pendidikan Australia Josephine Ratna.  "Mereka akan kami berangkatkan pada 21 Februari mendatang untuk memberikan pelajaran tentang bahasa dan budaya Indonesia selama tiga pekan di Australia," kata Josephine Ratna, di Surabaya, Rabu (27 Januari 2010).
 
Dari seluruh jumlah tersebut, Jawa Timur merupakan provinsi terbanyak mengirimkan guru ke Australia, yakni 10 orang. Selanjutnya, 8 orang dari DKI Jakarta, 7 orang dari Bali, 7 orang dari Nusa Tenggara Barat, 6 orang dari Sulawesi Selatan, 5 orang dari Kalimantan Barat, dan 4 orang dari Sumatera Selatan. Guru-guru Bahasa Indonesia itu 24 orang berasal dari sekolah negeri di bawah naungan Kementerian Pendidikan Nasional, 2 orang dari sekolah negeri di bawah Kementerian Agama, 8 orang dari sekolah swasta Islam, 11 orang dari sekolah swasta Katolik, 1 orang dari sekolah swasta umum, dan 1 orang berasal dari pondok pesantren.
 
Selama berada di Australia mereka mengajar di 31 sekolah negeri, 11 sekolah swasta, dan empat sekolah Katolik. "Biaya pemberangkatan dan akomodasi selama tinggal di sana ditanggung pemerintah Australia melalui program kemitraan Australia-Indonesia Pengembangan Hubungan melalui Dialog Antar-Budaya dan Peningkatan Keterlibatan (BRIDGE)," kata Josephine.
 
Di Australia kini terjadi peningkatan jumlah peminat mempelajari Bahasa Indonesia. Hingga akhir 2009, sudah 31 guru dari berbagai daerah diberangkatkan ke Australia. Semua ini tercakup ke dalam program BRIDGE. Pemberangkatan 47 guru pada 21 Februari 2010 itu merupakan fase terakhir program BRIDGE.
 
Pemerintah Australia memprioritaskan pengajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum bahasa asing untuk jenjang pendidikan sekolah dasar dan menengah. Dalam sistem pendidikan di Australia, Bahasa Indonesia kini sama pentingnya dengan Bahasa Jepang, China, dan Korea.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Serangga Lezat



Dalam beberapa kasus orang memakan serangga karena kebutuhan (kelaparan), tapi dari ke hari orang semakin pintar mengolah segala bahan makanan, termasuk serangga untuk dijadikan santapan lezat.

Menu makanan istimewa di saat-saat yang istimewa, terkadang makanan yang terbuat dari serangga ini begitu mahal harganya. Berikut ini serangga yang tidak sekedar menjadi hama, tapi dapat juga dijadikan santapan lezat sehari-hari.


-- Casu Marzu


Di Sardinia, Italia, mereka makan jenis keju susu domba yang disebut casu Marzu yang diketahui dicampur dengan larva serangga.

Keju lunak ini telah difermentasi begitu lama yang telah benar-benar mulai membusuk, mengundang perkembangan larva serangga yang terlihat seperti cacing kecil menembus pada permukaan keju.

Beberapa orang menghilangkan larva sebelum makan keju, tetapi yang lain makan semuanya, belatung dan semua.


-- Rayap


Di Afrika dan bagian dari Indonesia, makan Rayap adalah cara hidup. Dikumpulkan pada awal musim hujan ketika sumber protein lainnya langka, rayap yang terbaik dimakan setelah dipanggang, atau digoreng.

Anda tertarik ??
Saya tidak ...



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Polusi di Cina


Cina merupakan negara no 1 dalam hal kepadatan penduduknya, hal ini bisa dilihat dari predikat negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Populasi di Cina melebihi 1,3 milliar jiwa, bandingkan dengan negara-negara lain yang hanya berkisar di bawah 1 milliar.

Dengan banyaknya penduduk, wajar jika Cina mempunyai banyak pabrik maupun industri untuk menunjang ekonomi negara dan lapangan kerja bagi warga nya. Sayang hal ini tidak di barengi dengan kesadaran akan lingkungan tempat mereka tinggal. Cina merupakan negara penyumbang 10 besar polusi di dunia, bahkan Cina mendapatkan peringkat 1 nya untuk pencemaran air di dunia. Di Cina, 20 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum bersih. Lebih dari 70 persen dari danau dan sungai tercemar, dan insiden polusi besar terjadi di dekat rumah-rumah. Organisasi Kesehatan Dunia baru-baru ini memperkirakan bahwa hampir 100.000 orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit yang bersumber dari polusi air.


Di China, kepentingan pembangunan ekonomi selalu lebih dimenangkan atas usaha penjagaan dan perlindungan lingkungan. Seharusnya pembangunan ekonomi maupun infrastruktur harus senantiasa seimbang dengan melestarikan lingkungan. Marilah kita jaga lingkungan kita, karena dampak kerusakan yang ditimbulkan akan mengancam generasi penerus di masa yang akan datang.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer